Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2016

Pilihan Allah

Alhamdulillahirobbil 'alamin, saya masih ingat postingan di blog ini sekitar hampir dua tahun yang lalu, ya waktu dimana saya berada dalam kegalauan memilih akan kuliah dimana, kebidanan Poltekes Banten atau Farmasi UI. Saya bersyukur berada di kegalauan dengan pilihan yang telah pasti, ya itulah yang selalu teman saya katakan dengan kegalauan saya waktu itu. Untuk cerita kegalauan itu bisa dibaca di postingan saya saat dua tahun yang lalu disini : http://rastafawarahma.blogspot.co.id/2014/07/bahagia-itu-pilihan.html singkat cerita akhirnya Allah memilihkan Farmasi UI untuk saya, dan alhamdulillah saya rasa ini adalah sebuah pilihan yang tepat. sampai saat ini tak ada sedikit pun penyesalan telah memilih ini karena saya berusaha selalu menghadirkan Allah dalam setiap keputusan yang saya ambil, karena pengetahuan saya sangatlah terbatas sedangkan ilmu Allah begitu luasnya. Terkadang saya masih teringat betapa ibu saya sangat semangat dan antusias menyuruh saya dan menanyaka

My Diary

#11 [Cermin] Karena aku begitu mudah bercermin pada cermin yang tak sesuai Yang aku lihat hanya retak, tak sesuai Memasang lem pun bahkan tak membuatnya sedikit lebih baik Tetap saja retak, tak sesuai Yang harusnya aku lakukan adalah mengganti dengan cermin baru Yang mampu dengan jujur menunjukkan siapa aku Tanpa mengurangi atau menambah Hanya tentang diriku tanpa diiringi bayangan orang lain

Madanian Hits Story in Ramadhan

Gambar
#1 [Sahur +-100 meter] By. Rahma Sukmawati Ashabul Kahfi (CMBBS07) Makan sahur adalah salah satu sunah ketika puasa ramadhan. Nah kalo pas buka puasa hampir semua madanian udah stay di mesjid dan ngumpulin gelas buat takjil, lain lagi kalo pas waktu sahur. Kalo yang rajin sahur maka ketika sahur akan pergi ke mat'am menembus dinginnya kaki gunung karang berjalan sejauh +- 100 meter dari maskan. Berkesan banget setiap sahur harus keluar maskan dan jalan ke mat'am sama temen-temen sambil bawa tempat makan sendiri dan kadang bawain punya temen yang nitip makanan dari mat'am buat sahur di maskan. Beda banget suasana mat'am pas makan malam sama pas sahur. Kalo pas makan malam ramenya minta ampun, ngantrinya panjang, kadang ga kebagian kursi buat makan, pas makan masih juga rame ngobrol.  Nah kalo pas sahur ini rasanya kaya ngantri di fast track, hampir tanpa ngantri, bisa milih tempat duduk dimana aja, tapi jauh lebih sepi dan fokus sama makanannya karena banya

My Diary

#10 [Andaikan] Apakah aku lupa menjaga Atau memang aku tidak peduli Sungguh dulu aku percaya bahwa ia pasti bisa kokoh berdiri dalam islam Tapi ternyata Allah telah menutup hatinya akan cahaya islam Masihkah aku bisa berharap bertemu denganmu lagi di surga? Karena di dunia raga kita jarang berjumpa lagi Andai hidayah itu datang mungkin bisa Karena katamu ini soal hati dan kenyamanan Teman kecilku yang dulu manis dengan jilbab putihnya Enggan disentuh dan digoda teman-teman lelaki di kelas Kini ketika hati telah tertutup dari cahaya iman Maka semula yang ku anggap tak mungkin malah berbalik

My Diary

#7 [Perjalanan] Aku selalu suka setiap perjalanan Padanya aku bisa menstimulasi kepekaanku pada sesama Bukan tentang kemana Tapi bersama siapa Ketika perjalanan dilalui sendiri Sebenarnya kau sedang ditemani kenangan dan harapan Tak pernah sepi bukan? #8 [Sebuah Doa] Akankah kau mencariku Ketika tak kau temui aku disana Atau mungkin kau melihat namun tak peduli Atau bahkan kau lupa kecuali ingatan tentang dirimu sendiri Semoga ada doa darimu untukku yang pernah melambung menembus tujuh langit Dan kau tak perlu merasa bersalah tak melihatku Doa mu semoga mampu memindahkanku pada tempat kembali yang terbaik Ya, doa orang-orang yang saling mencintai karena Allah Dan kau dan aku akan bertemu kembali disana Aamiin #9 [Cinta] Jangan pernah berkata cinta Jika kau tak sanggup bertahan atau mengalah Kadang ketulusan berbuah manis Atau ketulusan ternodai rasa iri dan dengki Jatuh cinta, Berarti kau harus mampu melawan egomu sendiri Yang bahkan banyak orang kalah

My Diary

#3 [Khayalan] Aku bermimpi dalam perjalanan Ada kamu disana Bercengkrama,bergembira, bahagia bersamaku dan keluargamu di hari wisudamu Entah itu di tahun berapa Akan terjadi atau hanya akan menjadi khayalan semu Pemanis sebuah perjalanan melelahkan #4 [Satu titik] Setitik pun aku tak sanggup menyimpan perasaan ini Sekuat mungkin ingin ku hilangkan dan buang jauh-jauh Aku ini hanyalah hamba yang lemah Sangat memungkinkan terjerumus dosa Aku tidak mau Lepaskanlah rindu pada angin agar ia bawa ke lain hati bersama hujan Atau hempaskanlah rindu pada hujan agar ia turunkan pada saat yang tepat #5 [Ia tak tau] Ia juga punya rasa rindu Namun tak sadar rindu yang dibawa hujan adalah rinduku Entah rinduku dan rindunya berada pada satu hujan yang sama atau bukan Aku tak tahu #6 [Terjebak kerinduan] Berada disana adalah kesyukuran yang tiada habisnya Mengingat masa-masa disana selalu berhasil membuatku terjebak dalam perasaan rindu,sangat rindu Lelah namun tak per

My Diary

#1 [Untuk Yang Tak ku perhatikan] Satu kata yang selalu harus ku ucapkan padamu adalah maaf. Satu atap namun tak sehati. Satu atap namun tak sejalan. Satu atap namun tak saling bicara apalagi menguatkan. Carilah alasan bertahan untuk bertahan Atau mengalah dan pergi meninggalkan Atau mungkin aku yang akan pergi karena takdir ilahi Wish you always happy and don't need thinking about me. #2 [Pada Hujan] Karena pada hujan ku bisa titipkan rindu Pada ia yang juga rasakan hembusan kerinduan Namun tak sadar bahwa yang rindu itu aku Yang hanya bisa bertahan dalam kesunyian diam tak bersuara

My Family

 #1 [Sebuah harapan] Peristiwa kelahiran seorang bayi mungil ke alam dunia adalah kebahagiaan tersendiri pada orang-orang yang telah menantikannya. Sedikit banyak pengorbanan dan penantian telah dilewati, hadirnya si kecil mengobati lelah yang kini tak berarti. Pada jiwa yang masih suci itu, sepasang yang saling mencintai mengharapkan agar jiwa suci itu dalam perjalanannya kelak akan kembali kepada Allah dalam keadaan jiwa yang suci juga. Aku terlahir berarti aku telah melakukan perjanjian dengan Allah, Sang Maha Pencipta yang telah mengizinkan aku merasakan hidup di dunia, dunia yang mungkin dapat melenakanku. Ketika aku terlahir ke dunia yang asing ini, Allah menjagaku dan mengajarkanku melalui anugerah-Nya dalam bentuk orang tua. Orang tua ibarat wali Allah bagiku, karena ridhonya merupakan ridho-Nya.  Bukan hanya aku yang bahagia dan merasa aman atas anugerah ini, namun orang tuaku sungguh juga bahagia, karena aku adalah sebuah harapan bagi mereka, harapan yang mungkin ser