“Di MM5 ku temukan cinta”
Sebuah kesyukuran yang luar biasa
bisa bergabung kembali menjadi salah satu tim dari MM di tahun ini. Menulis
sebuah diary sebenarnya adalah hal yang mudah, tapi kalau untuk dinikmati pihak
lain bagi aku adalah sebuah pekerjaan. Saya cukup mengikuti perkembangan MM
tahun ini, sejak Rinda akan maju FPT sama Forkoma sampai pembentukan tim inti
dari MM5 ini. Awalnya saya memang berniat untuk tidak ikut MM tahun ini karena
ada suatu alasan, namun ternyata rencana Allah mengantarkan saya untuk tetap
bisa menjadi bagian dari keluarga MM5. Singkat cerita saya diajak Oci untuk
gabung ke tim Pendidikan, dan jodohnya lagi saya dulu berniat kalau ikut MM5
saya mau jadi tim pendidikan aja. Walaupun bukan jadi pengurus Forkoma lagi
tapi saya seneng kalau bisa terus ikut acara-acara Forkoma, karena emang salah
satu keinginan saya dari SMA adalah ikut acara-acaranya Debust eh maksudnya
Forkoma. Akhirnya saya bergabung di tim pendidikan, bertemu orang lama dan juga
orang baru, tapi gak tahu kenapa saya merasa cepat sekali ngeklik sama mereka.
Tahun ini memang berbeda dengan
tahun kemarin, tahun lalu jujur aja saya sama sekali gak ngikutin progress MM,
bahkan saya cuma bisa hadir pas hari pelaksanaan aja. Kalau tahun sekarang saya
merasa lebih banyak belajar dan tau hal baru, berkat rapat yang sering di
Serang juga saya jadi tau tempat-tempat di Serang dan akses ke Serang via naik
motor. Sedih sih sebenernya menjadi satu-satunya panitia MM dari Rangkas L,
perjalanan pun selalu sendirian. Kesendirian itu menjadikan setiap perjalanan
mengendarai motor dari Rangkas ke Serang bisa saya habiskan dengan merenung,
berfikir, bermimpi, dan menikmati Banten yang telah saya tinggali sejak lahir.
Ah rasanya Rangkas-Serang jadi lebih singkat perjalanannya.
Akhirnya hari aksi pun tiba, 12
Agustus 2016 adalah hari keberangkatan kami ke Desa Kiarapayung Kec.Cibitung
Kab.Pandeglang Prov.Banten. Saya ikut rombongan Dalmas 3, saya naik dari
Alun-alun Pandeglang, dan ternyata panitia yang naik dari sini cuma saya, sedih
sih tapi engga kok. Walaupun ini perjalanan kedua saya ke tempat ini tapi tetap
aja rasanya masih jauh, tapi emang gak sejauh waktu survey pertama kali, yah
main perasaan emang jadinya yang udah pasti jaraknya jadi gak pasti. Walaupun
perjalanan sedikit lebih lama karena ada nyasar-nyasar sedikit, saya tetap
menikmatinya kok, gatau kenapa perjalanan itu selalu mengasyikkan. Setelah
perjalanan yang cukup lama akhirnya sampai juga di Desa Kiarapayung. Saya
senang sekali karena bisa merasakan lagi suasana pedesaan dengan segala
kehijauan, keindahan, dan keramahan penduduknya, ditambah lagi karena ini di
Banten, dan khususnya lagi di Pandeglang membuat saya lebih semangat karena
banyak kenangan indah saya tersimpan di tanah Pandeglang ini.
Menjadi bagian tim pendidikan dan
khususnya tim SDN Kiarapayung 3 membuat saya menjalani hari-hari yang
menyenangkan, semakin jauh dari homestay
suasananya semakin mengasyikkan. Sejak malam antrian di kamar mandi sudah harus
ditulis biar besok pagi bisa mandi dan gak kesiangan. Rutinitas pagi di hari
pembelajaran dimulai dengan briefing
pagi, sekitar pukul setengah delapan Pak Kohar (red. yang punya mobil losbak)
menjemput kami di homestay untuk
berangkat ke SD3 yang berada di Kiarapayung. Saya sangat menikmati setiap
perjalanan dengan losbak ini, karena saya melewati pedesaan yang suasananya itu
bener-bener bikin betah dan tenang, walaupun jalannya penuh dengan bebatuan
yang dilumuri tanah liat yang licin dan membuat badan pegal-pegal. Selama di
losbak saya lebih banyak diam dan merenung betapa indah dan harmonisnya apa
yang ada di hadapan saya, bahkan saya kadang pengen kalo perjalanannya lebih
jauh lagi.
Hal yang membuat saya selalu
terharu adalah penyambutan anak-anak disana pada kami. Setiap kami datang di
pagi hari dengan losbak, mereka sudah menunggu di sekolah dan menyambut kami
dengan senyuman dan semangat terbaik mereka. Tanpa banyak komando, ketika bapak
Hafidz memainkan gitarnya maka kegembiraan pun dimulai. Lagu-lagu yang membuat
mereka ceria dan semangat, menari poki-poki yang beda dari yang lain, dan
aksi-aksi mereka yang menggemaskan. Melihat pemandangan setiap pagi yang
seperti ini bagaimana bisa saya tidak bahagia.
Setelah rutinitas pagi ini maka
proses pembelajaran pun berlangsung, dan bagi saya ini adalah waktunya untuk ke
ruang perpustakaan yang juga digunakan sebagai kantor. Kepala sekolah dan guru
disini baik banget, sangat mempercayakan kegiatan seminggu SD3 ini ke kami
semua, sampai-sampai kunci sekolah pun dipinjamkan ke kami. Saya sangat terharu
mendengar kisah tentang sekolah ini dengan murid-muridnya yang sangat
berpotensi namun tenaga pengajar masih kekurangan, dari 8 guru hanya 3 orang
yang PNS dan yang satunya pun adalah kepala sekolah.
Saya dan tim SD3 baru bisa pulang
ke Sindang (red. homestay kami) di
atas waktu ashar, kadang maghrib baru sampai ke Sindang. Setelah pulang sekolah
kami biasa makan bersama dan sholat di mushola dekat rumah warga, kalaupun mau
ke kamar mandi harus numpang di rumah warga karena di sekolah maupun di mushola
gak ada kamar mandinya. Sehabis dzuhur biasanya kita bermain banyak permainan
sama anak-anak, ada yang main bola, karet, catur, sirkus, ada juga yang mau
belajar baca-baca buku dan cerita-cerita di saung yang anginnya itu loh bikin
mau tidur. Setelah main biasanya diselingi dulu sama latihan buat pentas seni.
Makasih banget buat Pak Hafidz yang udah bikin lagu-lagu pensinya, saya seneng
banget liat mereka latihan, dan saya pun ikut masuk ke dunia mereka dan ikut
merasakan kegembiraan yang pasti mereka rasakan. Bahkan saya lebih kerasa feel
nya pas latihan dibanding pas hari pentas seninya, mungkin karena kalo latihan
tempatnya di SD3 yang lebih terikat. Biasanya kita baru pulang jam 5 atau jam
setengah 6 sore atau setelah selesai evaluasi.
Sampai di homestay saya pun masih
harus ngantri buat mandi malam, karena gak pernah ngerasain mandi di sore hari.
Kadang saya memilih untuk makan malam dulu baru mandi, makanannya enak-enak,
sehat-sehat, dan beragam, makasih banget buat tim konsum, walaupun kalian tidak
selalu bisa melihat luasnya desa ini seperti yang lain tapi kontribusi kalian
maksimal. Setelah selesai makan, mandi, dan sholat isya, kita pun bergegas ke
acara internal panitia dan volunteer malam hari di gudang SDN Kiarapayung 2.
Acara malam itu selalu aja ada yang bisa saya ketawain, makasih loh semuanya
yang bikin acara malam selalu hidup dan dinamis. Setelah acara malam panitia
pun melanjutkan ke agenda berikutnya, apalagi kalau bukan evaluasi dengan time
limit jam 11 malam. Walau udah ngantuk banget karena udah ngelewatin jam tidur,
saya masih berusaha untuk bangun walaupun terkadang masih aja ketiduran pas evaluasi.
Pulang di malam hari sering memaksa saya dihadang anjing-anjing yang lagi
menggonggong di malam hari, dari yang awalnya saya takut sama anjing setelah 10
hari disini jadi biasa aja ngeliat anjing karena udah sering digonggongin juga
sih.
Begitulah sebagian besar rutinitas
harian saya selama di Mari Mengajar 5 ini. Banyak hal yang saya dapatkan selama
disini, kebaikan dan keramahan penduduk dan alamnya, serta budaya gotong
royong, menghargai, dan peduli yang masih sangat kental. Mereka menerima dan
memperlakukan kita sangat baik selama disini, tidak berfikir panjang bagi
mereka untuk membantu kami, mereka bahkan sangat senang jika bisa memberi kami
apa yang mereka punya. Keikhlasan mereka, keramahan mereka, saya sangat belajar
banyak dari mereka.
Sampai pada akhirnya ternyata MM5
ini cuma sepuluh hari, tanggal 21 Agustus 2016 kita harus pulang, banyak mata
menangisi kepulangan kami, tangisan yang membuat saya ingin kembali lagi
kesini, mereka menangis mengapa kami hanya sebentar disini, mereka menangis
bagaimana hari esok tanpa pengajar mereka yang menyenangkan, tapi semoga mereka
akan tetap menjalani hari-hari esok dengan inspirasi yang telah teman-teman
berikan selama 10 hari, semoga inspirasi itu terus bisa menyemangati mereka
menjalani hari-hari selanjutnya.
Terima kasih untuk semuanya,
teman-teman panitia, volunteer, Forkoma. Di MM5 ini ternyata saya banyak
bertemu dengan orang-orang keren dengan kekerenan mereka masing-masing, saya
banyak belajar berbagai hal dari mereka, tentang pengalaman, cara hidup, dan
motivasi-motivasi besar mereka. Semoga pertemuan ini membawa berkah ke
masa-masa yang akan datang. Jangan lupa main ke Desa Kiarapayung lagi, kalaupun
tidak dengan raga bisa dengan kontribusi apalagi kalo dengan doa. Selamat
menginspirasi dan menebar kebaikan dimana pun dan kapan pun, sampai jumpa J
Salam,
Rastafawa
Komentar
Posting Komentar