Catatan Kuliah : Refleksi Individu Kolaborasi 2
Kolaborasi 2
Rumpun Ilmu Kesehatan
(FK 2013, FKG 2013, FF 2014, FKM 2015, FIK 2015)
Jadi tuh ada tugas terakhir dari matkul kolabs 2 ini, yaitu refleksi individu yang dikumpulin besok wkkw. Biar sekali mendayung dua pulau terlampaui maka saya mau nulis disini aja, diposting terus baru deh di copas ke ms.word buat di submit ke scele. Kalo nulis di blog gini rasanya ada motivasi tersendiri aja sih wkwk. Cuma berarti saya harus menyesuaikan pake bahasa yang baik dan benar, gak bisa free style kaya gini wkwk.
Oiya jadi saya sedikit mau ngasih info tentang matkul ini, jadi kalo di UI tuh Farmasi masuk jadi bagian dari RIK (Rumpun Ilmu Kesehatan), nah sebagai konsekuensinya jadi ada beberapa matkul wajib rumpun, nah salah satunya si kolabs ini. Waktu tingkat S1 kita udah dapet juga kolabs 1, nah sekarang pas profesi dapet lagi matkul kolabs 2 yang sebenernya hmm gimana yaa lumayan lah buat refreshing.
Oke mari mulai refleksi dirinya dengan beberapa pertanyaan pemicu.
Apa
yang menjadi lessons learned dari proses pembelajaran berkolaborasi sampai saat
ini, baik dalam modul Kolaborasi dan Kerjasama Tim Kesehatan, maupun dalam
modul atau pengalaman belajar lain?
Pada dasarnya sebuah kesyukuran luar biasa bisa menjadi bagian dari keluarga rumpun ilmu kesehatan Universitas Indonesia. Sejak duduk di tingkat S1 saya dan teman-teman fakultas lain sudah dikenalkan dengan konsep "kolaborasi", sebuah sistem yang belum semua universitas menerapkannya terutama di bidang profesi kesehatan. Banyak hal yang bisa dipelajari selama modul Kolaborasi ini, namun hal yang paling dapat saya pelajari dari modul ini adalah mengenai menumbuhkan sikap saling menghargai antar tenaga kesehatan. Mungkin dulu saya masih berpikir bahwa kesehatan adalah lahannya dokter seorang, namun ternyata setelah saya tahu dan mempelajari di berbagai modul menunjukkan bahwa sebuah pelayanan kesehatan baik preventif, kuratif, maupun promotif adalah hasil kerjasama dan kolaborasi antar tenaga kesehatan yang masing-masing profesi memiliki core competence masing-masing yang saling menguatkan dan saling melengkapi. Atas dasar kesadaran penuh atas ini maka seharusnya tidak ada lagi arogansi salah satu pihak atau rasa rendah diri dari pihak lain dengan profesinya masing-masing karena setiap kita harusnya telah memahami makna dari kolaborasi dan kerjasama, dalam hal ini dalam bidang kesehatan.
Bagaimana anda melihat peran diri anda sebagai calon profesional kesehatan dalam kolaborasi dan kerjasama tim kesehatan?
Saya melihat diri saya sebagai seseorang yang akan menjadi bagian dari kolaborasi tim kesehatan di masa depan secara profesional. Perlu persiapan yang tidak sedikit untuk bisa menjadi bagian dari tim yang dapat memaksimalkan perannya dengan baik. Butuh bekal pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan core competence saya, keterampilan komunikasi, dan keterampilan dalam mengelola emosi. Untuk itu dibutuhkan latihan yang berkesinambungan dan juga memelihara niat dan semangat sehingga kelak bisa menjadi profesional yang kompeten.
Bagaimana anda melihat berbagai hambatan dan tantangan dari dalam diri anda sendiri, sehubungan dengan proses bekerja sama dan berkolaborasi?
Berdasarkan pengalaman hasil observasi dan wawancara ketika turun lapangan ke tempat pelayanan kesehatan, miskomunikasi masih menjadi salah satu masalah dalam kolaborasi tenaga kesehatan. Jika melihat dari dalam diri saya sendiri ada beberapa hambatan dan tantangan yang mungkin akan saya hadapi dalam proses bekerja sama dan berkolaborasi. Saya merupakan seorang introvert yang kurang pandai dalam mengemukakan ide atau pendapat saya di depan banyak orang terutama mereka yang tidak saya kenal, tentu ini akan menjadi sebuah hambatan bagi tim ketika ada ide dari tim yang tidak tersampaikan sekaligus tantangan untuk diri saya sendiri bagaimana agar bisa mengemukakan pendapat atau ide dengan alternatif cara lain atau memang harus memaksakan diri tampil di depan umum.
Apa yang menjadi aspek kekuatan dan kelemahan diri anda dalam proses bekerja sama dan berkolaborasi?
Saya mengenal diri saya sendiri sebagai seseorang yang memiliki kekuatan dalam analisis mendalam keadaan sekitar dan pengendalian emosi yang sangat stabil. Kedua kekuatan ini menjadi bekal untuk saya dalam kontribusi dalam proses kolaborasi dan kerjasama. Namun saya melihat diri saya masih lemah dalam dalam komunikasi dan menyampaikan ide, gagasan, dan pendapat untuk tim dalam berkolaborasi. Melihat diri saya secara pribadi sebagai bagian dari tim kolaborasi dan kerjasama kesehatan, saya merasa masih harus belajar dan melatih diri saya sendiri terutama dalam komunikasi antar profesional.
Apa yang anda perlu lakukan untuk meningkatkan kemampuan anda dalam bekerja sama dan berkolaborasi?
Ada suatu pernyataan yang mungkin pernah kita dengar "semakin kita mengetahui, semakin kita memahami". Substansi masalah yang akan kita temui dalam konteks kolaborasi mungkin sebenarnya adalah sesuatu yang sederhana, namun karena penyelesaiannya melibatkan banyak kepala, maka kemungkinan akan terjadi konflik yang membuatnya menjadi tidak sesederhana yang dibayangkan. Untuk bisa saling memahami satu sama lain, maka mau tidak mau kita harus belajar untuk saling mengetahui siapakah rekan dalam tim kita, seperti apa profesinya. Jangan sampai kita hanya mementingkan dan mengedepankan profesi kita sendiri tanpa memahami profesi dan kondisi teman dalam tim. Keterampilan dalam berkolaborasi perlu diasah sedini mungkin dan terus dilakukan secara berkesinambungan, tidak berhenti ketika modul kolaborasi ini selesai. Kolaborasi sesungguhnya adalah ada di depan mata, saat benar-benar terjun di masyarakat, menghadapinya dengan bekal yang sudah di dapatkan dan terus menjadi lifelong learner.
-rastafawa-
Bagaimana anda melihat peran diri anda sebagai calon profesional kesehatan dalam kolaborasi dan kerjasama tim kesehatan?
Saya melihat diri saya sebagai seseorang yang akan menjadi bagian dari kolaborasi tim kesehatan di masa depan secara profesional. Perlu persiapan yang tidak sedikit untuk bisa menjadi bagian dari tim yang dapat memaksimalkan perannya dengan baik. Butuh bekal pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan core competence saya, keterampilan komunikasi, dan keterampilan dalam mengelola emosi. Untuk itu dibutuhkan latihan yang berkesinambungan dan juga memelihara niat dan semangat sehingga kelak bisa menjadi profesional yang kompeten.
Bagaimana anda melihat berbagai hambatan dan tantangan dari dalam diri anda sendiri, sehubungan dengan proses bekerja sama dan berkolaborasi?
Berdasarkan pengalaman hasil observasi dan wawancara ketika turun lapangan ke tempat pelayanan kesehatan, miskomunikasi masih menjadi salah satu masalah dalam kolaborasi tenaga kesehatan. Jika melihat dari dalam diri saya sendiri ada beberapa hambatan dan tantangan yang mungkin akan saya hadapi dalam proses bekerja sama dan berkolaborasi. Saya merupakan seorang introvert yang kurang pandai dalam mengemukakan ide atau pendapat saya di depan banyak orang terutama mereka yang tidak saya kenal, tentu ini akan menjadi sebuah hambatan bagi tim ketika ada ide dari tim yang tidak tersampaikan sekaligus tantangan untuk diri saya sendiri bagaimana agar bisa mengemukakan pendapat atau ide dengan alternatif cara lain atau memang harus memaksakan diri tampil di depan umum.
Apa yang menjadi aspek kekuatan dan kelemahan diri anda dalam proses bekerja sama dan berkolaborasi?
Saya mengenal diri saya sendiri sebagai seseorang yang memiliki kekuatan dalam analisis mendalam keadaan sekitar dan pengendalian emosi yang sangat stabil. Kedua kekuatan ini menjadi bekal untuk saya dalam kontribusi dalam proses kolaborasi dan kerjasama. Namun saya melihat diri saya masih lemah dalam dalam komunikasi dan menyampaikan ide, gagasan, dan pendapat untuk tim dalam berkolaborasi. Melihat diri saya secara pribadi sebagai bagian dari tim kolaborasi dan kerjasama kesehatan, saya merasa masih harus belajar dan melatih diri saya sendiri terutama dalam komunikasi antar profesional.
Apa yang anda perlu lakukan untuk meningkatkan kemampuan anda dalam bekerja sama dan berkolaborasi?
Ada suatu pernyataan yang mungkin pernah kita dengar "semakin kita mengetahui, semakin kita memahami". Substansi masalah yang akan kita temui dalam konteks kolaborasi mungkin sebenarnya adalah sesuatu yang sederhana, namun karena penyelesaiannya melibatkan banyak kepala, maka kemungkinan akan terjadi konflik yang membuatnya menjadi tidak sesederhana yang dibayangkan. Untuk bisa saling memahami satu sama lain, maka mau tidak mau kita harus belajar untuk saling mengetahui siapakah rekan dalam tim kita, seperti apa profesinya. Jangan sampai kita hanya mementingkan dan mengedepankan profesi kita sendiri tanpa memahami profesi dan kondisi teman dalam tim. Keterampilan dalam berkolaborasi perlu diasah sedini mungkin dan terus dilakukan secara berkesinambungan, tidak berhenti ketika modul kolaborasi ini selesai. Kolaborasi sesungguhnya adalah ada di depan mata, saat benar-benar terjun di masyarakat, menghadapinya dengan bekal yang sudah di dapatkan dan terus menjadi lifelong learner.
-rastafawa-
Komentar
Posting Komentar