Taujih LD summit

Depok, 13 februari 2016
20:42 pm

Bismillahirrohmanirohim..

Siang sampai magrib tadi aku mengikuti LD Summit di AJS FISIP. LD Summit adalah semacam gathering dari Lembaga Dakwah Fakultas se-UI. Banyak pelajaran tentang dakwah yang aku dapat hari ini, baik dari Ketua Umum Salam UI 19, Kak Rangga Kusumo, atau pun dari Pembina Salam UI, Bang Banu Muhammad.

Kita ditakdirkan oleh Allah hidup di zaman yang sulit dan keras, bisa dibilang kita sudah hidup di akhir zaman, dimana perang pemikiran sangat kental dan sudah terasa. Masa dimana masyarakat luas dibuat bingung dan khawatir terhadap banyak hal. Dahulu rasa curiga mungkin hanya ditujukan pada orang-orang yang jelas berbeda dari kita, namun sekarang sesama muslim saja banyak kecurigaan. Masa dimana orang-orang menjadi takut belajar agama terlalu dalam karena takut menjadi teroris, tetapi tidak belajar agama pun mereka takut akan tergerus pergaulan bebas. Dakwah syiar kini menjadi cukup berat, jangankan untuk mendakwahi non muslim, berdakwah kepada sesama muslim saja kadang dan sering tidak diterima.

Hilangkan perasaan negatif tentang dakwah, karena itulah tugas kita, bahkan siapa pun wajib berdakwah karena setiap muslim adalah dai, minimal untuk dirinya sendiri. Kalau kata Kak Rangga dan Bang Banu tadi, dakwah itu ibarat panah-panah kebaikan, harus tepat membidik sasaran, karena objek kita adalah orang, bukan program. Minimal kita dapat menjaga orang-orang terdekat kita agar disibukkan dengan kebaikan-kebaikan sehingga tak ada lagi waktu bagi mereka untuk berbuat maksiat. Orang-orang yang berbuat maksiat pun punya visi dan misi, maka dakwah ini harus lebih rapi lagi dan bergerak bersama. Ketika kita lelah dan merasa ingin mundur dari semua ini, maka ingat sebelah kanan kiri mu ada bahu-bahu yang siap kau bagi bebannya, karena sesungguhnya kita lah yang membutuhkan dakwah, bukan dakwah yang membutuhkan kita, karena tanpa kita pun dakwah di kampus ini akan tetap berjalan.

Digunakan untuk apa masa mudamu?
Kalau kata Bang Banu pertanyaan ini adalah salah satu pertanyaan di akhirat nanti, semoga setiap detik yang kita lalui selalu dalam keberkahan dan rahmat dari Allah. Salah satu tujuan dakwah di kampus ini adalah agar mencetak lulusan yang berafiliasi terhadap Islam, sehingga ketika lulus nanti setiap dari kita akan peduli dan memiliki pandangan yang sama bahwa pada kesuksesan kita ada hak orang lain, ketika sudah sukses nanti kita bisa menjadi orang yang ikhlas, memikirkan orang lain bukan hanya memikirkan diri sendiri. Sulit menemukan orang ikhlas di zaman sekarang ini padahal ikhlas adalah salah satu syarat diterimanya suatu ibadah.

Aku merasa sering lelah, kesal, dan tak peduli dengan jalan ini, dan aku merenung bahwa hidup ini adalah pilihan, hidup ini tak selamanya berada di dunia, dan ingat bahwa kita belum berbuat apa-apa dibandingkan orang lain. Saat aku melihat yang lain bisa dengan tenang mengejar dan memuaskan hasrat dan cita-cita pribadinya dengan tenang dan waktu yang banyak. Bukan aku tak mau dan tidak punya hasrat yang sama dengan mereka, tapi aku merasa masih sangat membutuhkan lingkaran ini. aku hanya bisa menitipkan urusan pribadiku, keluargaku, cita-cita, dan hasrat pribadiku pada Allah.

Yang selalu membuatku kecewa adalah ketika aku lalai dalam kebersamaanku bersama Rabb-ku, ketika kekhusuanku diambil oleh pikiran-pikiran dunia yang melenakan, ketika aku tak bisa menjaga orang-orang yang aku sayangi, dan ketika aku tak bisa mencegah kemungkaran dengan tanganku sendiri. Karena ini adalah selemah-lemahnya iman.

Waalahu a'lam.


-Rahma Sukmawati-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aseptik Dispensing (part 1)

Catatan Kuliah : Refleksi Individu Kolaborasi 2

Cuek? Ga Peduli? Egois?