Hai Sahabatku :)

Dalam perjalanan menuju dewasa banyak aku temukan kesalahan-kesalahan kekanak-kanakan yang sering aku lakukan. Termasuk kesalahan telah menjauh darimu. Dulu, mungkin aku hanyalah seorang remaja labil yang banyak bertindak masih berdasarkan perasaan labil, bukan hasil sebuah pemikiran panjang. Maaf karena kamu yang lebih dewasa dalam menyikapi hidup menjadi korban ketidakmampuanku dalam mengolah rasa menjadi sikap dan aksara. 

Menurut dimensi waktu, mungkin kejadian itu sudah berlalu lebih dari dua tahun, saat kelabilan mendera dan hinggap pada aku yang masih belajar tentang kehidupan. Tapi bagiku sekarang itu semua menjadi sebuah mimpi buruk tentangmu, yang kini ku ingat tentangmu adalah kesalahanku dulu. Aku telah mengakuinya setahun setelah kejadian itu, namun rupanya aku belum juga dewasa, masih terjebak perasaan kanak-kanakku. Baru kemarin, aku berani untuk mengirimkan permohonan maaf sekaligus mengakui kekhilafanku yang dulu, yang menjadikan kita berjarak, berbeda dengan 3 tahun lalu ketika kau menemaniku mengerjakan tugas hingga jam 3 pagi di kamarku. 

Kini jarak sudah terlanjur tercipta antara kita, dan aku tak bisa dengan cepat dan mudah menghilangkan jarak itu, yang bisa aku lakukan adalah berusaha mengurangi jarak itu sedikit demi sedikit, begitu pun dengamnu, aku sangat berharap kamu membantuku. Maafkan aku harus melibatkanmu dalam semua ini, padahal kamu mungkin hanya cukup menunggu, namun aku tak tahu pasti sampai kapan jarak itu akan hilang jika hanya aku yang meleburkannya.

Aku berharap kamu mau memberikan keikhlasan atas yang telah terjadi, dan semoga setelah ini kita bisa mempererat ukhuwah yang dulu terjalin baik, sebelum aku sadar bahwa itu bernama ukhuwah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aseptik Dispensing (part 1)

Catatan Kuliah : Refleksi Individu Kolaborasi 2

Cuek? Ga Peduli? Egois?