Postingan

Cerita Perjalanan (Part 1)

Rastafawa’s Journey Singapore-Thailand-Malaysia 18-26 Juli 2018 Setiap perjalanan memiliki cerita, entah itu sekadar melangkah ke rumah tetangga, atau bahkan terbang ke belahan bumi yang berbeda. Maka dari itu izinkan saya untuk merekam cerita perjalanan yang telah saya lewati dalam sebuah “catatan perjalanan” “ Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya, dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan” QS.Al-Mulk:15 Alhamdulillah ‘ala kulli hal, terima kasih ya Allah atas segala nikmat dari-Mu. Segala puji bagi Allah yang telah mengizinkan saya dengan rahmat dan kasih sayang-Nya untuk bisa mewujudkan salah satu dari bucket list saya. Kalau bukan karena Allah yang mengizinkan, maka sampai sekarang saya belum pernah menjejakkan kaki di negeri orang. Sebagai janji saya kepada beberapa teman sebelum melakukan perjalanan ini, dan juga semoga bisa bermanfaat

Cukuplah Allah

Menjadi manusia dewasa memang menyisakan perasaan layaknya permen nano-nano. Di usia sekarang aku seringkali dihadapkan pada pilihan-pilihan yang tak memberiku waktu banyak untuk berpikir, juga tanpa memberiku ruang untuk bertanya. Pada beberapa hal aku bahkan menjadi takut untuk sekadar bercerita, aku bingung apakah hal remah temeh bisa menjadi suatu topik yang penting untuk diceritakan kepada orang lain atau tidak. Pada dasarnya aku sangat sungkan untuk mengganggu orang lain, biarlah aku pada akhirnya bercerita pada buku harianku sendiri. Memang pada akhirnya aku hanya butuh mengeluarkan segala keresahan yang bergulir di otak, bahkan aku sendiri sebenarnya sudah tau apa yang harus aku lakukan, namun manusia memang seperti itu rupanya, butuh untuk mengeluarkan berbagai kegelisahan yang mendera dan menyerang tiap inchi pikiran dan hatinya. Walau aku tau tulisan ini mungkin hanya akulah pembacanya, namun aku lega merekam perasaanku di tempat ini, tersenyum melihat aku sekarang yang bis

Tetaplah Waras

Segala Puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Berkehendak, Tuhan Yang Maha Pemberi Rezeki, Tuhan Yang Maha Mengetahui segala sesuatu termasuk segala keresahan hatiku, juga Tuhan yang tidak pernah meninggalkanku dengan segala kekuranganku sebagai hamba-Nya. Aku menulis untuk tetap menjaga kewarasanku sebagai manusia yang lemah, sebagai manusia yang butuh pertolongan Allah, sebagai manusia yang tidak selamanya tinggal di bumi, namun makhluk yang akan tinggal abadi di kehidupan akhirat kelak.  Pantas saja Allah bilang kalau ujian manusia tak lepas dari sabar dan syukur. Aku kira ujian syukur jauh lebih mudah, namun sepertinya aku berpikir demikian karena aku baru dihadapkan pada ujian sabar. Alhamdulillah sekarang tinggal satu step lagi InsyaAllah aku sudah mendapatkan pekerjaan di ranah yang aku sukai, di dunia pelayanan kefarmasian. Memang rumah sakitnya bukanlah rumah sakit terkenal dan besar, hanya sebuah RS Ibu dan Anak di daerah Ciputat-Tangerang, dibandingkan dengan RS lain tentu masi

Dialog dengan diri sendiri

Sudah lama sejak terakhir kali mampir ke tempat ini. Aku kira tak akan kembali lagi kesini, namun rupanya sesekali rasanya wajib untuk singgah. Saat-saat ini mungkin aku sedang ada di fase QLC (quarter life crisis), sebuah fase yang harusnya sebagai seorang muslim dengan visi misi hidup yang jelas tak perlulah mengalami atau berlama-lama dengan ini. Sudah sejak awal agustus aku Allah takdirkan untuk sejenak beristirahat dari aktivitas-aktivitas yang mengikat, cukup melakukan apa yang aku suka, pergi ke tempat yang aku suka, dan memaksimalkan bakti kepada orangtua hingga saat ini. Di satu sisi bagiku yang terbiasa beraktivitas di luar terkadang membuatku bosan sendiri harus berlama-lama dan mengulang aktivitas domestik khas ibu rumah tangga. Aku mencoba tetap mewaraskan dan menjernihkan pikiran dan hati dengan banyak membaca buku dan mencoba menulis, setidaknya dua hal tersebut bisa meluruskan kembali apa-apa yang mulai goyah.  Baik mari kita mulai pecahkan masalah QLS ini dengan m

Sebuah ironi, dosenku..

"Selama statusmu adalah mahasiswa, maka dosen selalu benar, apa mau dosen harus diutamakan, kalau kamu macam-macam lihat saja nanti apa yang kau lihat di siak-NG mu" Ahhhhh rasanya tak pantas untuk menulis ini, bagaimana pun dosen adalah guru, orang tua kita di kampus, betapa Rasulullah sangat mengutamakan adab sebelum ilmu. Betapa kita dengar bagaimana adab para penuntut ilmu pada gurunya, yaps keberkahan dari adab yang baik. Menutup aib dan tidak membicarakan kekurangan guru kita di belakangnya. Yaps tapi susah cuyyy, kalo ketemu sama yang senasib sepenanggungan rasanya gimanaaa gitu, toh sama-sama tau wkwk. Astagfirullah, semoga Allah mengampuni kami dan merahmati kami juga guru-guru kami. Seperti apa kata Pak Umar, seseorang akan dihargai, dilihat sebagai seseorang yang komitmen, profesional, ketika ia bisa bertindak sebagaimana ia berucap. Tentu ini juga adalah teguran dan pelajaran untuk diri saya sendiri, betapa masih banyaknya ketidaksingkronan antara perkata

Sebuah Kabar

Masya Allah, hari ini dapet kabar seorang teman yang lagi bingung gimana cara bilang ke orang tua kalo dia ada yang ngajak taaruf wkwk. So happy hear that. Padahal saya aja gak punya pengalaman tapi kenapa dia nanyanya ke saya yaa wkwkwk. MasyaAllah banget diberi kepercayaan buat tau prosesnya dia, InsyaAllah saya akan membantumu dengan sebaik-baiknya. Dengan minimnya pengalaman yang saya punya, semoga bisa menjadi teman berbagi, setidaknya saya gak akan men-cie-cie kan kamu wkwk. Semoga lancar dan diberikan yang terbaik oleh Allah, kamu itu baik dan terjaga, semoga Allah berikan juga yang serupa... Barakallah :) -temanmu, rastafawa-

Catatan Kuliah : Refleksi Individu Kolaborasi 2

Kolaborasi 2 Rumpun Ilmu Kesehatan (FK 2013, FKG 2013, FF 2014, FKM 2015, FIK 2015) Jadi tuh ada tugas terakhir dari matkul kolabs 2 ini, yaitu refleksi individu yang dikumpulin besok wkkw. Biar sekali mendayung dua pulau terlampaui maka saya mau nulis disini aja, diposting terus baru deh di copas ke ms.word buat di submit ke scele. Kalo nulis di blog gini rasanya ada motivasi tersendiri aja sih wkwk. Cuma berarti saya harus menyesuaikan pake bahasa yang baik dan benar, gak bisa free style kaya gini wkwk.  Oiya jadi saya sedikit mau ngasih info tentang matkul ini, jadi kalo di UI tuh Farmasi masuk jadi bagian dari RIK (Rumpun Ilmu Kesehatan), nah sebagai konsekuensinya jadi ada beberapa matkul wajib rumpun, nah salah satunya si kolabs ini. Waktu tingkat S1 kita udah dapet juga kolabs 1, nah sekarang pas profesi dapet lagi matkul kolabs 2 yang sebenernya hmm gimana yaa lumayan lah buat refreshing. Oke mari mulai refleksi dirinya dengan beberapa pertanyaan pemicu. Apa y