Sebuah ironi, dosenku..
"Selama statusmu adalah mahasiswa, maka dosen selalu benar, apa mau dosen harus diutamakan, kalau kamu macam-macam lihat saja nanti apa yang kau lihat di siak-NG mu"
Ahhhhh rasanya tak pantas untuk menulis ini, bagaimana pun dosen adalah guru, orang tua kita di kampus, betapa Rasulullah sangat mengutamakan adab sebelum ilmu. Betapa kita dengar bagaimana adab para penuntut ilmu pada gurunya, yaps keberkahan dari adab yang baik. Menutup aib dan tidak membicarakan kekurangan guru kita di belakangnya. Yaps tapi susah cuyyy, kalo ketemu sama yang senasib sepenanggungan rasanya gimanaaa gitu, toh sama-sama tau wkwk. Astagfirullah, semoga Allah mengampuni kami dan merahmati kami juga guru-guru kami.
Seperti apa kata Pak Umar, seseorang akan dihargai, dilihat sebagai seseorang yang komitmen, profesional, ketika ia bisa bertindak sebagaimana ia berucap. Tentu ini juga adalah teguran dan pelajaran untuk diri saya sendiri, betapa masih banyaknya ketidaksingkronan antara perkataan dan perbuatan, semoga Allah mengampuni dan saya bisa terus memperbaiki diri.
Bagaimana kira-kira jika seorang dosen tapi secara alami mahasiswa tak memiliki hasrat untuk menghormatinya? Karena yang katanya profesional jauh panggang dari api. Ketika seorang yang seharusnya menjadi panutan bagi mahasiswanya untuk respect to time, people, and system. Tapi nyatanya, yang sudah sama-sama kita sepakati dilanggar begitu saja, yang menyedihkan adalah tak ada komunikasi, seakan kami hanyalah mahasiswa yang pengangguran, yang hidupnya hanya untuk kuliah, yang seakan harus selalu mengikuti apa kata beliau.. miris :(
Duduklah bersama kami, tak perlulah mencari alasan atau pembenaran, jika memang ada kendala, mari kita bicarakan, jangan seperti ini, meninggalkan kesan buruk dan prasangka tidak baik..
*ps:gak semua dosen FF UI kaya gini yaa wkwk :) lebih banyak yang amazing dan inspiring us :)
*ps:gak semua dosen FF UI kaya gini yaa wkwk :) lebih banyak yang amazing dan inspiring us :)
-rastafawa-
Komentar
Posting Komentar