Jihad Ilmu

14 Januari 2016
Dalam perjalanan kereta api Rangkasjaya THB-RKS.

Bismillahirrahmanirrahim.

Menulis adalah pengikat ingatan dan kenangan, dari banyak orang hebat yang aku temui maka menulis ibarat santapan wajib bagi mereka.
Tradisi menulis juga telah diajarkan dan dicontohkan para sahabat Rasulullah agar generasi selanjutnya bisa mengetahui apa yang terjadi di masa lalu, begitupun aku, ingin agar suatu saat nanti tulisan-tulisanku bisa menginspirasi banyak orang.

Hari ini ibu kota dihebohkan dengan teror bom yang terjadi di daerah Sarinah. Ada banyak berita mulai dari opini-opini sampai mungkin fakta. Sebagai orang yang berakal hendaknya kita selalu menyaring berita-berita yang beredar agar tak tergusur oleh opini-opini tanpa referensi yang jelas.

Dari sekian banyak point of view dari kejadian ini, saya termasuk orang yang tertarik terhadap "nasib" nama Islam dimata dunia. Seperti yang sudah kita tahu bahwa di kebanyakan kasus teror selalu dikaitkan dengan Islam, padahal dalam Islam tidak pernah ada perintah jihad seperti konsep para teroris.

Para teroris mungkin seorang muslim, tapi mereka tidak menggambarkan ajaran Islam. Jangan caci Islam karena hal ini karena Islam adalah ajaran yang suci, tapi muslim adalah manusia yang memiliki kepala yang berbeda satu sama lain.

Wahai para teroris berhentilah menyakiti para muslim yang kau bilang saudaramu, kau katakan ini jihad fii sabilillah padahal tidak sama sekali, kau menyakiti hati saudaramu, kau lihat banyak saudaramu dikucilkan dan didiskriminasi gara-gara ulahmu, jangan kau bawa Islam sebagai dasar aksi-aksimu.

Ciita-citaku menjadi cendikiawan muslim, jihad dengan ilmu, mengangkat derajat muslim di dunia, agar dunia bisa mendengar suara para muslim cerdas pembawa perubahan kelak. Karena untuk didengarkan dunia perlu menjadi orang yang luar biasa.

Salam,
Rahma Sukmawati
-rastafawa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aseptik Dispensing (part 1)

Catatan Kuliah : Refleksi Individu Kolaborasi 2

Cuek? Ga Peduli? Egois?