#Paspor, bikin aja dulu kemananya mah belakangan (end)
Assalamu'alaikum
reader :)
Oke hari ini aku
bakal ngelanjutin cerita pembuatan paspor part 2, enjoy reading :)
Pada hari Jumat
sehari setelah kedatanganku ke kanim, aku melakukan pembayaran biaya pembuatan
paspor ke teller bank BNI dengan membawa surat pengantar yang dikasih dari
kanim kemarin. Biaya pembuatan paspor yang harus dibayarkan adalah 355 ribu
ditambah administrasi bank sebesar 5 ribu, jadi totalnya 360 ribu rupiah.
Teller bank pun memberi aku dua salinan bukti pembayaran yang nanti akan aku
kasih ke petugas kanim pada saat pengambilan paspor.
Karena pembayaran
aku lakukan di hari Jumat, maka seharusnya aku ke kanim lagi untuk pengambilan
paspor adalah pada hari keempat kerja setelah pembayaran atau pada hari Kamis
tanggal 30 Juni 2016, tapi karena ada sesuatu hal maka aku baru ngambil keesokan
harinya.
Pada kedatanganku
kali kedua ke kanim ini aku ditemani
oleh Ukhti Ina. Aku sampe di kanim kira-kira pukul 9 pagi, terus aku langsung
ngambil nomor antrian. Hari itu antrian tidak terlalu ramai, mungkin selain
karena hari Jumat, hari ini juga hari terakhir kerja sebelum cuti Idul Fitri.
Aku tak begitu lama menunggu, hanya sekitar setengah jam dan kemudian nomor
antrianku dipanggil ke loket pengambilan.
Aku langsung
menyerahkan bukti pembayaran dan surat permohonan pembuatan paspor yang dikasih
waktu kedatangan pertama ke kanim. Petugas kanim pun langsung memperlihatkan
paspor punyaku dan meminta aku untuk mengecek nama dan tanggal lahir apakah
benar atau salah. Setelah semuanya oke, petugas kanim menyuruh aku untuk
mem-foto kopi paspor dan hasilnya langsung aku berikan lagi ke petugas kanim.
Selesai menandatangani bukti pengambilan paspor aku pun langsung mengucapkan
terima kasih dan langsung meninggalkan kanim 1 Tangerang untuk melanjutkan
destinasi Ramadhan bersama Ukhti Ina.
Inilah hasil dan
penampakan dari pasporku :)
Sekian ceritaku
dalam membuat paspor, oh iya aku lupa paspor yang aku buat adalah paspor
biasa 48 halaman.
Buat aku membuat
paspor adalah salah satu langkah konkritku untuk mencapai cita-cita dan
impianku. Saat aku membuat paspor aku belum tau akan kemana aku bawa paspor
itu, aku belum tau stempel negara mana yang akan terpampang di paspor 48
halaman ku dalam 5 tahun ini, yang aku yakini aku punya Allah yang memiliki
dunia dan seisinya, mau kemana pun asal Allah mengizinkan semuanya jadi mudah,
pasti.
Oh iya paspor ku
berlaku dari 27 Juni 2016-27 Juni 2021, 5 tahun, aku berharap semoga minimal
setengah halaman dari buku paspor ku dapat terisi oleh stempel-stempel negara
di dunia, aamiin. Biar nanti pas aku memperpanjang paspor gak malu setelah 5
tahun gak kemana-mana, ntar malah gak dikasih perpanjang lagi.
Yuk ambil langkah
nyata wujudkan mimpi, awalnya emang berat tapi kita harus lawan kemalasan dan
tantangan itu, go fighting !
Aku pun mencoba
melawan kemageranku selama ini, niat udah dari Agustus 2015, baru terealisasi
sekarang, hehe.
Salam,
Rastafawa
(end)
Komentar
Posting Komentar