Mereka yang berbincang di Kereta :)

Kemarin saya pulang ke Rangkasbitung, dan sekarang tentunya masih di Rangkasbitung. Seperti biasa saya pulang ke Rangkas naik kereta, dan karena saya berangkat dari st.Pocin sekitar pukul 13.00, maka saya memutuskan untuk naik krl sampai st.Duri dan naik kereta Patas Merak pukul 14.14 dari Duri. Alhamdulillah saya tidak menunggu begitu lama, hanya sekitar 15 menit. Tak lama setelah saya membeli tiket kereta pun datang dan saya dengan para penumpang yang lain langsung bersiap-siap untuk naik. Hmmm ternyata walaupun naik dari Duri suasana kereta sudah penuh dan tidak ada bangku kosong lagi. Akhirnya karena memang kereta ekonomi ini tanpa tempat duduk maka kita bebas memilih tempat yang kosong, dan pilihan saya tertuju pada sebuah kursi yang sebenarnya kapasitas untuk tiga orang, namun saya tak masalah jika harus menjadi orang keempat yang duduk di kursi itu, ya akhirnya lumayan setengah badan saya bisa duduk walau dengan posisi tidak nyaman, tapi saya selalu menikmati setiap perjalanan. Hmm karena saya belum sempat tidur lagi setelah sahur maka saya memutuskan untuk tidur walau dengan posisi yang tidak nyaman dan tidak nyenyak.

Inilah potret masyarakat Indonesia kebanyakan, saya rasa orang-orang kota ataupun orang-orang yang biasa hidup dengan kendaraan pribadi sekali-kali harus naik transportasi publik khususnya kereta ekonomi seperti ini. Di tengah ramainya penumpang dan mata yang terpejam namun tidak seirama dengan fikiran yang tidak dapat terpejam karena posisi yang kurang nyaman ini saya mendengar suara warga negara Indonesia yang sedang membahas masalah bangsa. Disitu saya merasa malu dan bangga, malu karena saya sebagai mahasiswa jarang mengikuti perkembangan masalah bangsa dan masih hanya memikirkan kepentingan pribadi, bangga karena kalangan masyarakat masih ada yang peduli dan mengerti tentang pemerintahan dan masalah-masalah yang terjadi di negara tercinta ini. Hmmm, selain itu saya juga mendengar para tetua yang sedang berdongeng atau bercerita ala orang-orang dulu yang merakyat, lucu, dan penuh dengan pelajaran, persis seperti Baba yang sering bercerita cerita-cerita rakyat yang saya tidak pernah mendengarnya selama di Depok. 

Perjalanan yang di tempuh selama 2.5 jam dari st.Duri tersebut membuat saya menjadi lebih semangat dan merasa beruntung bisa mendapatkan kesempatan untuk bisa bergaul dengan teman-teman dari berbagai daerah. Dari apa yang saya alami hari ini membuka wawasan saya bahwa ada harapan secara sosial dari masyarakat kepada generasi selanjutnya untuk memperbaiki sistem pemerintahan sehingga hidup menjadi lebih sejahtera.
oh iya ada satu slogan nih dari salah satu bapak yang ada di kereta kemarin, "Lebih baik hujan batu di negeri sendiri daripada hujan emas di negeri orang", tapi jujur saya masih akan mencari pengalaman di luar negeri untuk membangun negeri. Dan pada akhirnya bisa hujan emas di negeri sendiri :)

salam,
Rastafawa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aseptik Dispensing (part 1)

Catatan Kuliah : Refleksi Individu Kolaborasi 2

Cuek? Ga Peduli? Egois?