Pelajaran setiap kejadian
Depok, 25 Juni 2015/ 8 Ramadhan 1436 H
Assalamu'alaikum sahabat..
Assalamu'alaikum sahabat..
dua hari kemarin absen menulis di blog nih karena bawaan kalo di rumah itu maunya enak-enakan dan males-malesan, ah entahlah gini nih kalo anak rantau sejak SMA kalo lagi pulang ke rumah pasti serasa gak mau kalo waktu di rumah itu digunakan buat rutinitas-rutinitas yang sama kaya di perantauan. Alhamdulillah sekarang aku udah di Depok lagi.
selama dua hari ini sebenarnya banyak hal yang pengen aku tulis disini, tapi aku bingung karena banyak dan harus mulai dari mana. karena mood menulisnya takut keburu hilang maka aku mau menceritakan dua hari kemarin secara singkat aja.
oh iya sebenernya yang mau aku ceritain cuma kejadian-kejadian hari kemarin, karena kalo dua hari yang lalu aku rasa biasa aja di rumah gabut dan aku udah lupa lagi karena it something usual. oke kemarin setelah sekitar lima hari empat malam berlibur dan berleha-leha di rumah akhirnya seperti yang telah aku jadwalkan sebelumnya aku pun harus kembali lagi ke Depok, ya aku harus meng-charge iman aku lagi. oh iya gengs buat yang dulunya anak boarding atau pesantren atau anak rantau pasti ada yang ngerasain kaya aku, yaitu lebih produktif kalo lagi bukan di rumah, because home like a paradise, you do not need do anything :) ah itu mah pernyataan yang salah sebenernya tapi yaudahlah yah, pokoknya rumah selalu menghasilkan rindu tertentu. okay back to topic, nah akhirnya aku memilih untuk kembali ke Depok menggunakan kereta api ekonomi yang jam 13.03 seharga Rp.5.000,. sekitar pukul 12.40 aku diantar oleh baba ke stasiun, aku terharu deh ibu membantu aku menyiapkan segalanya mulai dari bekal lado ikan nila, tempe oleh-oleh khas Malang, uang, dan juga sepatu yang akan aku pakai gara-gara aku selalu mepet kalo mau berangkat, alasannya cuma satu sih, aku males nunggu terlalu lama.
oke kereta pun meluncur tepat waktu tanpa menunggu lebih lama lagi. perjalanan cukup lama sekitar dua jam empat puluh lima menit untuk sampai ke stasiun Duri sebelum melanjutkan dengan KRL dan turun di stasiun Pondok Cina. Di tengah perjalanan ketika sampai di stasiun Serpong terlihat banyak orang berkumpul, aku dan penumpang yang lain pun penasaran dan hanya bisa melihat dari kaca kereta bahwa ada kecelakaan motor yang ditabrak krl, serem banget liatnya motornya sampai kaya dilipet gitu, ancur pokoknya, aku tak berani untuk melihat korbannya. Disitu kami kembali disadarkan oleh Allah SWT bahwa kematian itu adalah nyata dan siap mengintai kapan saja, aku merasa selama ini aku hanya bersantai dan berleha-leha tanpa mempersiapkan jika maut datang di waktu yang tak disangka, aku ingin maut datang dalam keadaan khusnul khotimah. Betapa maut mengajarkan agar kita optimis dan tidak tamak, innalillahi wa inna ilahi roji'un. ya sekali lagi Allah memberikan peringatan agar selalu memperbaiki diri dan mempersiapkan bekal akhirat.
ada satu cerita lagi sih tapi next post aja yaa, happy reading, semoga ada hikmah dari tulisan yang sama sekali jauh dari kata good :)
salam,
Rastafawa
Komentar
Posting Komentar